Officially No Maid

Bulan Syawal itu sering diawali dengan kegalauan emak-emak yang mengeluhkan “Oshin” nya tidak kembali (ART, baby sitter, ART cabutan). Status mendadak babu, Iron Lady, seharian kerja membabu-bita, dan tumpukan laundry juga turut eksis meramaikan tembok Facebook saya. Ini fenomena yang hanya ada di Indonesia, khususnya Jakarta, setelah para Muslim merayakan hari kemenangan (baca: Idul Fitri). Bahkan seminggu sebelum Hari Raya, sudah beredar meme “to be Oshin next week”. 

Jangan ketawa.

Saya, memasuki tahun ke-3 tanpa ART di rumah, tapi 6 bulan terakhir sempat mengkaryakan ART sambatan/harian yang pulang pergi 3x dalam seminggu. Tugasnya hanya menyetrika pakaian yang saya cuci dengan mesin, menyapu dan mengepel lantai rumah. Tidak termasuk dapur, bahkan cuci piring (karena dapur saya terpisah dari rumah). Namun sudah hampir 2 bulan, mesin cuci di rumah juga rusak tanpa sebab, sebab mesinnya tidak kasih tau saya kenapa rusak. Jadi 1-2 minggu saya sempat cuci manual dengan tangan kalau saya sedang mau. Selebihnya saya titipkan di laundry dekat rumah. 

Status terakhir ART sambatan juga akhirnya saya berhentikan karena satu dan lain hal. Juga asisten baker yang tidak kembali. Yes, I’m officially no maid, nor baker assistance, kecuali Finance girl yang masih setia membantu saya 1x seminggu sejak 4, mungkin 5 tahun lalu.

DICARI!!

Ada kelegaan tertentu, sih, setelah saya memutuskan menikmati dan melakukan semua pekerjaan rumah sendiri lagi, seperti dahulu. Entah apa, yang jelas rasanya jadi bebas mengatur waktu sendiri.

Home is where your feeling is

Laundry dan Go-Clean
Well, worry not. Jangan kayak orang susah lah. Saya memutuskan langganan laundry koin di dekat rumah, mesin cucinya besar berkapasitas 10 kg dengan 2 fungsi, mesin bawah untuk mencuci–bisa dengan air panas, dan yang atas pengeringnya. Dua jam selesai. Bisa ambil layanan cuci-kering-lipat/setrika. Per mesin berkapasitas 10kg, tarifnya 30 ribu (cuci-kering), 40 ribu (cuci-kering-lipat), 50 ribu (cuci-kering-setrika). Saya ambil layanan pertama, pakai 2 mesin karena khawatir kurang kering kalau terlalu banyak (60 ribu). Sebulan 4-5x laundry saja.
Sesampainya di rumah, laundry kering saya pilah per plastik per orang. Saya setrika sendiri, mana yang saya mau lebih dulu. Dengan begitu, perkerjaan tersistemasi dan lebih mudah untuk menyusunnya. Jikalau sudah tidak kuat, saya akan lambaikan tangan, panggil Go Clean untuk bantu setrika. Karena minimum 2,5 jam per layananan, jadi sisa waktu bebenah bisa diaplikasikan ke urusan laundry ini.

Urusan bebersih rumah, bisa dilakukan sendiri, tapi huruf M masih terlalu besar buat saya. MALAS. Solusinya mari Go-Clean, 35 ribu/jam, menggunakan semua alat yang ada dirumah. Saya panggil hanya jika dibutuhkan saja, jadi tidak ada jadwal khusus seperti laundry. Lumayan terbantu sih, karena, semua yang terlihat ternyata dirapihkan, termasuk tempat tidur, kaca jendela, dan cuci piring. Sesuatu yang tidak saya harapkan di awal. Terima kasih Nadiem Makarim atas ide briliannya. Muach. 

Begitu juga urusan perut. Ada delivery service, catering langganan, dan Go Food, meskipun lebih asik masak sendiri. Saya juga pakai jasa Go Mart untuk urusan belanja bahan kue, terutama untuk yang darurat. Simple, cepat, jelas, dan bisa cashless.

Saya merasa dimanjakan banget hidup di Jakarta saat ini hehehe. Tapi saya ngga tau nih, akan sampai berapa lama.

Itu ceritaku, kalau kamu?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.